Jumat, 24 April 2009

Belati Tanpa Darah

0 komentar
Seutas kata dalam lambai fatamorgana
Bergelegak tawa di barisan ranting yang kering
Beriring tanya atas secarik luka
Angin menghempas hingga awan bertabuh
Menitikkan tangis dawai lara

Namun, kini telah usai
Laut pun semakin surut
Berjelaga di dasar hati yang perih karena kemarau panjang telah tandus
Dan menjadi budak matahari
Tanpa hirau akan selaksa impi yang tertusuk belati
Tetap keras membeku

By; Imam Mahalli

0 komentar:

Posting Komentar