Sabtu, 24 Oktober 2009

98,5% Kerja Keras 1,5% Bakat

0 komentar
Diakui ato nggakl orang-orang yang udah pada sukses adalah orang yang telah mampu malewati tantangan hidup yang menemani setiap waktu. Kita bisa ngaca pada orang yang telah sukses dan udah tahu rasanya gimana rintangan hidup. Penulis nggakl usah nyebutin siapa yang sukses karna (udah) terlalu banyak. Penulis Cuma akan ngasih tahu gimana caranya mereka sukses. Nggakl banyak yang harus kita punya untuk itu, cukup dengan 98,5% kerja keras dan 1,5% bakat. Bener kan nggakl banyak, tapi walaupun Cuma segitu apa kita udah punya tapi gampang nggakl untuk punya dua hal yang akan kita pikirkan itu.

Trus kenapa kerja keras lebih banyak bahkan bedanya sengat jauh. Karena setelah penulis selidiki, orang-orang yang udah pada sukses kerja kerasnya… phuih… parah banget, parah gimana? Maksudnya, kerja kerasnya tuh emang kerja yang keras keras dan keras banget nggakl lembek dan nggakl pantang menyerah.

Tahu nggakl? Kalo Thomas A. Edison pernah gagal sampek 99 kali sebelum dia menemukan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh kita (dan tahu kan?) kebayangkan gimana kerja kerasnya dan ketekunannya, kita tiru dia dan kita juga nggakl boleh mudah menyerah berusahalah sekuat kenginan kita.

Tahu nggak? (lagi) penulis sendiri untuk mau nulis oretan ini butuh kerja yang ekstra keras juga, walaupun kayaknya mudah tapi jangan salah sangka karena ternyata penulis harus memeras otak untuk sekedar menghabiskan tinta ini. Penulis harus muter kesana-kemari supaya ini bisa kelar. Kok bisa gitu? Karena penulis belum bisa memaksimalkan kemampuan yang telah ada. Bukan apa, sebenarnya kita (semua) itu punya kemampuan untuk bisa sukses dalam suatu bidang. Tapi karna kita nggakl tahu cara menggunakannya jadinya malah lari ditempat, nggakl berkembang dech.

Selanjutnya bakat. Kok bakat kebagian sedikit banget sih,? Bahkan seperti nggak perlu. Kita (kebanyakan) menilai orang yang sukses karena mereka punya bakat yang dibawa sejak lahir, dan otomatis mereka lebih gampang meraih cita-citanya, karena sudah dibekali dengan segudang bakat. Dan ternyata argument tersebut harus dikaji ulang dan harus direnungkan kembali karena bakat peranannya tidak terlalu vital dalam pribadi seseorang, coba lihat seorang Gola Gong yang dengan kekurangannya mampu memotivasi kita untuk bisa menulis. Dia sukses bukan karena dia punya bakat melebihi kita. Tapi karna di mau bekerja keras. Coba kita tengok seorang Promoedya Ananta Toer walaupun ditangkap dan dipenjara dia bisa menghasilkan karya yang spektakuler, dan itu bukan karena bakat lho.

Udah tahu kan kenapa kita harus 98,5% kerja keras dan hanya menyisakan 1,5% untuk bakat, karna kalo kita udah punya banyak kerja keras (meski nggakl punya bakat) semua urusan akan lebih gampang dan kalo Cuma punya bakat, tanpa kerja keras jangan terlalu ngarep untuk sukses. karna, terkadang orang yang otaknya standart tapi tekun dan mau bekerja keras mampu mengalahkan orang yang cerdas tapi Cuma berleha-leha.


By: Diaz Syafiza

0 komentar:

Posting Komentar